Berulang kali aku lewat jalan yang sama, pandangan terpaku pada indah yang sama. Kristal biru yang langka. Berulang kali aku lewat jalan yang sama, pandangan terpaku pada indah yang sama. Kristal biru yang fragile. Berulang kali aku lewat jalan yang sama, pandangan terpaku pada indah yang sama. Kristal biru yang tak terkira.
Hari, bulan, nyaris tahun..dan akhirnya aku bisa memandangnya sepuas hati. Aku begitu berhati-hati terhadapnya. Kuperlakukan begitu lembut, terkadang berjarak dan dengan keseluruhan kujaganya.
Sampai tiba suatu saat,
"Benda yang indah, apakah mahal?", dia bertanya.
"Kristal biru, yang pasti langka.."
"Boleh kugenggam sebentar?Ayolah, jangan pelit!", dia merajuk.
(Bagaimana bisa kulepas barang sejenak, separuh aku ada di dalamnya)
"Ah, ini pasti palsu..tidak mungkin pecah.", dia mulai kasar.
"Tidak, ini asli. Benar-benar asli!", aku semakin lelah.
"Mana mungkin..kau pasti bohong..", dia melangkah pergi.
(Sudah kubilang tadi aku semakin lelah. Tanpa terasa kulepas genggamanku, dan meluncurlah kristal biruku.)
Dia berjalan membelakangiku, dengan senyum.
1 comment:
...jadi, kristal birunya pecah sayang?
Post a Comment